PERPUSTAKAAN ALAM YANG UNIK SEBAGAI DAYA TARIK KECINTAAN MASYARAKAT
TERHADAP PERPUSTAKAAN
Era globalisasi telah memaksa setiap
bangsa untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Di sini, pendidikan
memegang peranan penting. Namun sayangnya, seperti yang kita lihat sekarang
ini, sistem pendidikan di Indonesia ternyata belum mampu mengatasi masalah
tersebut. Pendidikan dinilai masih berpihak pada kaum kapitalis dan golongan
ekonomi menengah ke atas. Salah satu program untuk mengatasi masalah tersebut yaitu
melalui bagian dari pendidikan luar sekolah, yaitu perpustakaan.
Secara umum, perpustakaan mempunyai
peranan yang sangat vital bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Pertama, sebagai jantung pendidikan dan ilmu pengetahuan. Kedua, sebagai pusat
pengumpulan dan penyimpanan sumber pengetahuan dan informasi. Ketiga, sebagai
social center, yaitu pusat kegiatan masyarakat setempat.
Berdasarkan hal itulah, maka
keberadaan perpustakaan mutlak diperlukan. Namun disatu sisi, tidak hanya
keberadaan letak perpustakaan yang mempengaruhi kualitas pendidikan nasional
, minat baca
masyarakat yang masih rendah juga ikut berpengaruh.
Hal ini salah satunya disebabkan oleh kurangnya daya tarik masyarakat terhadap
perpustakaan sehingga kurangnya minat baca itu akan muncul dan merebak
menjangkiti masyarakat. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka penulis
memberikan alternatif solusi yaitu dengan model perpustakaan yang lain dari
biasanya yaitu perpustakaan alam yang unik sebagai daya tarik kecintaan
masyarakat terhadap perpustakaan.
Dari latar belakang masalah tersebut maka munculah beberapa permasalahan,
yaitu:
Apa yang menyebabkan keengganan masyarakat mendatangi perpustakaan ?
Seperti apa konsep Perpustakaan Alam yang unik sebagai daya tarik kecintaan
masyarakat terhadap perpustakaan ?
Bagaimana cara menarik masyarakat agar cinta dengan perpustakaan ?
Adapun tujuan penulisan artikel ini sebagai berikut:
Memberikan ide tentang adanya sistem dan konsep perpustakaan unik yaitu
Perpustakaan Alam.
Memberikan motivasi masyarakat untuk cinta terhadap perpustakaan.
Landasan Teori
Perpustakaan adalah salah satu alat vital
dalam setiap program pendidikan nasional. Intinya, perpustakaan adalah sebagai
the heart of the educational programs. Oleh karena itu, fungsi diselenggarakanya
perpustakaan sebagai berikut:
Merupakan sumber segala informasi
Merupakan fasilitas pendidikan nonformal, khususnya bagi anggota masyarakat
yang tidak sempat mendapatkan kesempatan pendidikan formal.
Sarana atau tempat pengembangan seni budaya bangsa, melalui buku atau
majalah.
Memberikan hiburam bagi para pembacanya karena keragaman bahan bacaan yang
disimpanya.
Pendidikan mempunyai peranan yang
sangat penting bagi kemajuan bangsa dan negara Indonesia di mata dunia. Namun
pendidikan formal tidak bisa di rasakan oleh seluruh lapisan masyarakat
Indonesia karena mahalnya biaya pendidikan. Meski berbagai bantuan telah
digulirkan oleh pihak pemerintah, namun biaya yang menyertai pendidikan itu
sendiri sangatlah mahal. Maka selain pendidikan formal yang digulirkan
masyarakat, pendidikan nonformal pun telah dirancang untuk menutup kekurangan
pendidikan formal.
Salah satu bentuk pelayanan pendidikan nonformal adalah dengan pendirian perpustakaan wilayah dan
perpustakaan daerah. Perpustakaan ini tidak hanya diperuntukkan bagi yang tidak
bisa mengenyam pendidikan formal saja, namum juga diperuntukkan untuk umum,
pelajar, mahasiswa, pekerja dan semua masyarakat. Namun dengan berjalanya
waktu, keberadaan perpustakaan ini tidak dapat memberikan dampak yang cukup
signifikan. Hal ini karena kurangnya minat baca masyarakat. Kurangnya minat
baca masyarakat disebabkan oleh tidak adanya rasa cinta terhadap perpustakaan
karena perpustakaan dipandang sebagai tempat yang tidak menyenangkan bahkan
membosankan dengan setumpuk buku dan kertas. Selain itu, tempat yang jauh dan
sulit di jangkau juga menjadi salah satu kendala untuk cinta terhadap
perpustakaan. Padahal, membaca ataupun belajar diperlukan suasana yang
menyenangkan.
Pembahasan
A. Kelemahan Konsep dan
Keberadaan Perpustakaan Wilayah dan Daerah
Sesuai dengan perkembangan jaman, konsep
pembangunan berkelanjutan dititik beratkan di daerah pedesaan. Di sini,
pendidikan sangat diperlukan. Namun, ternyata harapan dan fungsi tersebut tidak
berjalan dengan maksimal. Lembaga pendidikan formal belum mampu mengatasi
masalah rendahnya mutu sumber daya manusia, terutama di daerah pedesaan.
Faktor yang mendasari msalah tersebut, terutama adalah ekonomi dan kesadaran
masyarkat tentang pentingnya pendidikan yang masih rendah, terutama masyarakat
pedesaan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka
dilaksanakn program peningkatan minat baca, salah satunya adalah dengan program perpustakaan wilayah yang ada di ibu kota provinsi serta
perpustakaan daerah yang berada di ibu kota kabupaten. Namun, ternyata program
tersebut juga mendapatkan hambatan yang tidak sedikit. Salah satu faktor
penghambatnya adalah kurangnya kecintaan masyarakat terhadap perpustakaan. Hal
ini tidak dapat mendorong dan menyadarkan masyarakat akan arti pentingnya
perpustakaan. Oleh karena itu, diperlukan perpustakaan dengan suasana dan
tempat yang unik sehingga akan menumbuhkan kecintaan masyarakat terhadap
perpustakaan.
B. Konsep dan System
Perpustakaan Alam
Perpustakaan dalam konsep ini bukan
seperti perpustakaan biasa yang kita lihat sekarang. Perpustakaan Alam adalah
perpustakaan yang ada si setiap kecamatan dengan model ruang dan penataan yang
unik serta menyatu dengan alam. Gedung didirikan di atas kolam yang di
kelilingi dengan sungai dan sawah. Struktur bangunan dibuat yang unik misal
segitiga, segilima, atau bersusun-susun. Ruang yang ada di sesuaikan dengan
tema dan dibuat dengan unik juga, misal segilima atau setengah lingkaran dan
dibuat setengah terbuka sehingga mudah melihat alam sekitarnya dan terasa
menyatu dengan alam. Tak lupa pemberian warna yang mendukung dan menarik sesuai
dengan tema, misal ruang buku tema pertanian diberikan warna hijau, ruang buku
dengan tema air diberi warna biru. Sehingga suasana dalam perpustakaan
ini akan lain dari pada di perpustakaan pada umumnya sehingga akan memberikan
dampak lain bagi para pembacanya. Di setiap ruang terdapat sekumpulan buku
dengan tema yang sama disertai dengan display atau karya yang mendukung. Adapun
pengelolaan
perpustakaan ini sama dengan pengelolaan di
perpustakaan pada umumnya disertai dengan peminjaman buku.
Adapun program yang mendukung adanya
partisipasi masyarakat perlu di selenggarakan karena konsep pengambilan peran
aktif perpustakaan ini sebagai konsekuensi logis untuk menarik minat masyarakat.
Beberapa program yang bisa diselenggarakan yang dapat meningkatkan peran aktif
anggota masyarakat adalah:
Diskusi, seminar, dan musyawarah, baik mengenai pengetahuan-pengetahuan
umum maupun berkaitan dengan permasalahan desa yang diselenggarakan di
Perpustakaan Alam.
Permainan, pertandingan, dan perlombaan dalam bidang seni, olah raga,
pendidikan dan kebudayaan yang berpusat di Perpustakaan Alam ini.
Mengadakan pameran hasil karya dan koleksi masyarakat yang berpusat di
Perpustakaan Alam.
Pengembangan kelompok kerja yang ditujukan sebagai penggagas pengembangan
desa berbasis perpustakaan serta pelaksana kongkritnya.
Untuk memperkenalkan pada masyarakat
tentang adanya Perpustakaan Alam ini maka perlu diadakan sosialisasi
dengan memberikan berbagai macam perlombaan dalam bidang seni, olah raga,
pendidikan dan kebudayaan yang berpusat di Perpustakaan Alam ini.
Penutup
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Rendahnya kecintaan masyarakat terhadap perpustakaan disebabkan adanya
suasana yang monoton sehingga kebosanan menjangkiti sehingga minat baca akan
menurun.
Perpustakaan Alam adalah perpustakaan yang ada di setiap kecamatan dengan
model ruang dan penataan yang unik serta menyatu dengan alam.
Untuk membangkitkan kecintaan masyarakat terhadap perpustakaan maka perlu
diadakan kegiatan-kegiatan yang menarik dari peran aktif Perpustakaan
Alam, misalnya dengan kegiatan perlombaan, seminar, diskusi atau musyawarah.
B. Saran
Saran yang dapat penulis berikan sebagai berikut:
Hendaknya pemerintah secepatnya membangun Perpustakaan Alam yang ada di
setiap kecamatan dengan model ruang dan penataan yang unik serta menyatu dengan
alam.
Untuk menarik minat kunjung dan kecintaan masyarakat terhadap
perpustakaan, hendaknya perpustakaan berperan aktif mengadakan
kegiatan-kegiatan atraktif, misal berupa penyuluhan, perlombaan, diskusi,
seminar dan sebagainya.