Pantun Nasihat
habislah nasi menjadi bubur
hendak bertanak aalang kepalang
menangis hati dipintu kubur
teringat diri tak pernah sembahyang
jika menebang dihutan lebat
jangan dipikul kayu yang berat
carilah olehmu sahabat
yang dapat dijadikan obat
jika membaca kalam illahi
hendaklah tekun membuka diri
jika sudah katam kaji
jangan sombong pada diri
pokok jati tumbang di jalan
hendak dipotong di pagi hari
ibu mati bapak berjalan
kemana untung dibawa pergi
Pantun Sindiran
tembikar bawa kepaya
tuak bertating-yating
orang miskin baru kaya
mulut terpanting-panting
elok jalannya kota tua
kiri kanan berbatang lebat
elok berbini orang tua
perut kenyang pengajar dapat
pisau seraut dua tiga
letak dipeti dalam perahu
dalam laut boleh diduga
dalam hati siapa yang tahu
orang siam pulang kesiam
bersunting bunga kecubung
orang diam disangka diam
bagai gunting makan diujung
Pantun Teka-teki
dari hilir arah kehulu
sampan sarat muatan kayu
jawab tuan usahlah malu
binatang apa yang suka menipu
masak ketupat dalam belanga
dibalut luar daun kelapa
berkaki empat tidak benyawa
apa bendanya tolong diterka
berhujan tidaklah basah
berpayung bukannya raja
jawabnya mudah tidaklah payah
daun keladi itulah dia
Pantun Perpisahan
jika ada kayu yang basah
tolong ganggangkan di atas api
jika ada waktu dan langkah
bolehlah tuan datang kemari
kalau patah patahlah kalam
demikian panglima muda gelisah
jika ditanya hati nan dalam
sedih rasanya kita berpisah
tertulis kisah panglima muda
terbunuh mati membela sultan
biarlah berpisah jauh di mata
namun di hati tak terlupakan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar